PATRAMAWA adalah kependekan dari Paguyuban Trah ki Ageng Mangir Wanabaya.
Organisasi yg dibentuk untuk mewadahi seluruh dalah tedak turun Eyang Mangir IV Wonoboyo III, baik yg telah mempunyai pikukuh dan atau masih belum mempunyai (berupa sorosilah tinggalan orang tua/ leluhurnya).
Patramawa berdiri pada tanggal 22 Juni 2024 di Sleman Jogjakarta.
Tujuan dari organisasi Patramawa adalah sebagai berikut:
Menelusuri, menghimpun dan mendata para keturunan dari pasangan Ki Ageng Mangir IV dengan Gusti Kanjeng Ratu Pembayun.
Meningkatkan peran keturunan Ki Ageng Mangir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan dilandasi oleh jiwa patriotisme serta memiliki kearifan budaya.
Mendukung pelestarian keberadaan situs sejarah peninggalan Ki Ageng Mangir.
Menyelenggarakan hubungan koordinasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan guna terciptanya tujuan Trah Ki Ageng Mangir.
Mahkota adalah simbol kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan, dan kebanggaan. Simbol ini harus meresap dalam diri trah Ki Ageng Mangir Wanabaya dengan disertai rasa tanggung jawab terhadap marwah , dan nama baik leluhur.
Rantai adalah simbol persatuan, dan kesatuan bangsa khususnya trah Ki Ageng Mangir dalam ikatan kebersamaan serta sebagai falsafah antar dalah tedak turun Ki Ageng Mangir Wanabaya untuk senantiasa Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh dan Mikul Dhuwur Mendhem Jero kepada leluhur.
Gapura, yang merujuk salah satu sifat Allah SWT "Yaa Ghafara..." Maha pemaaf dan Maha Pengampun. Selain itu, gapura juga menggambarkan dan menandakan bahwa gerbang masa depan haruslah dilintasi oleh Trah Ki Ageng Mangir Wonoboyo dengan mempersiapkan diri masing-masing, dengan menanamkan jiwa patriotisme, dan kepeloporan sebagai insan kader bangsa yang berdaya-guna serta menjiwai tentang kejayaan Majapahit sebagai negara para leluhur.
Payung Agung memiliki pengertian bahwa Trah Ki Ageng Mangir Wonoboyo harus bisa menjadi pengayom dan pelindung bagi keluarga, lingkungan sosial maupun masyarakat bangsa secara luas dengan dilandasi oleh sikap arif bijaksana, keteladanan, dan berkeadilan guna tercapainya tujuan nasional bangsa Indonesia.
Gambar Naga dengan warna emas murni dan delapan arah penjuru angin artinya para trah Ki Ageng Mangir Wanabaya, harus memiliki kemampuan menjadi pemuka, pemimpin dan patriot bangsa yang menyebar ke semua tatanan sosial dan ke semua arah dalam dimensi yang positif.
Merah putih menunjukan bahwa para trah Ki Ageng Mangir Wanabaya, harus memiliki jiwa dan semangat pengabdian yang tulus dan ikhlas dalam menjalankan perannya sebagai kader bangsa Indonesia.